Anggota DPRD Padang Nilai Pendidikan Kebencanaan Wajib Masuk Kurikulum Sekolah

PADANG, AP — Kalangan Anggota DPRD Kota Padang berharap pendidikan kebencanaan atau siaga bencana bisa masuk dalam kurikulum sekolah-sekolah di Kota Padang. Paling tidak dalam ekstrakurikuler.

Surya Jufri Bitel, Ketua Komisi IV DPRD Kota Padang mengatakan, masuknya pendidikan kebencanaan atau siaga bencana dalam kurikulum sekolah-sekolah sudah menjadi kebutuhan dan mendesak.

“Sudah saatnya Dinas Pendidikan menjadikannya sebagai salah satu bahan ajar di sekolah,” katanya menanggapi peringatan tujuh tahun gempa 30 September 2009, Kamis (29/9/2016).

Dia menyebutkan, dengan dimasukkannya pendidikan kebencanaan dalam bahan ajar di sekolah-sekolah, bisa menjadi sosialisasi bagi generasi muda menghadapi kondisi bencana yang bisa terjadi kapan saja. Selama ini, ada bahan ajar muatan lokal yang diisi dengan Budaya Alam Minangkabau (BAM). Pendidikan kebencanaan bisa juga dimasukkan ke dalamnya.

Disampaikan, faktor geografis Kota Padang yang rawan bencana hendaknya diantisipasi dengan sosialisasi dan simulasi yang cukup di sekolah-sekolah. Oleh sebab itu, Dinas terkait diminta melakukan pengkajian serta mempertimbangkan untuk memasukkan pendidikan kebencanaan sebagai muatan lokal atau ekstrakurikuler di sekolah.

“Nanti bisa dipertimbangkan bagaimana bentuk pemberian materinya. Yang penting, poin akhirnya siswa tahu kiat menghadapi bencana dan benar-benar siap siaga,” sebutnya.

Sementara itu, Direktur Eksekutif Komunitas Siaga Tsunami (Kogami) Kota Padang, Patra Rina Dewi menyampaikan, pihaknya saat ini lebih memfokuskan latihan siaga kebencanaan di sejumlah Sekolah Luar Biasa (SLB) yang ada di Sumbar.

Lebih lanjut disebutkan, tantangan bagi anak-anak di SLB jauh lebih berat, termasuk untuk para guru. Karena itu, pihaknya lebih fokus pada latihan siaga bencana di sejumlah SLB itu. Berbeda dengan sekolah-sekolah biasa yang hanya perlu penekanan siaga kebencanaan melalui kebijakan sekolah atau pengambil keputusan untuk ditindaklanjuti, untuk SLB butuh perlakuan khusus.

“Kondisi ini cukup rentan jika diabaikan begitu saja,” ujarnya.

Selain kegiatan siaga bencana di SLB, Kogami Padang juga melaksanakan kegiatan-kegiatan yang telah diprogramkan sejak awal. Termasuk mengusahakan membuat Tsunami Zone Area bekerja sama dengan pemerintah setempat sebagai upaya meningkatkan kesiapsiagaan masyarakat terhadap bencana yang terjadi. (**)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *