Kluster Perkantoran Naik Dua Kali Lipat di Jakarta

Jakarta, AndalasPos.com – Dalam satu pekan terakhir, kasus klaster perkantoran Covid-19 di DKI Jakarta naik dua kali lipat . Berdasarkan catatan Pemprov DKI Jakarta, pada periode 12-18 April 2021 jumlah kasus positif di perkantoran menjadi 425 kasus di 177 kantor. Padahal pekan sebelumnya hanya 157 kasus positif di 78 perkantoran.

Epidemiolog dari Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia (FKM UI) Pandu Riono menilai hal ini terjadi karena adanya kelengahan dari sebagian masyarakat dalam menerapkan protokol kesehatan.

“Tren protokol kesehatan 3M di Jakarta menurun, jadi kita punya monitoring di tempat-tempat terbuka, yang dibiayai Unicef, itu observasi bukan wawancara, bahwa banyak orang engga pakai masker lagi,” kata Pandu, dikutip dari CNBC Indonesia, Minggu (25/4/21).

Penyebab lainnya ialah akibat euforia setelah pemberian vaksin yang diyakini bisa membuat diri aman dari virus. Keyakinan ini yang membuat kepedulian sebagian masyarakat pada prokes mulai luntur.

“Jujur bahwa vaksin engga mengurangi penularan, dia hanya mencegah engga sakit berat atau resiko berat. Jadi kalau terinfeksi engga harus masuk RS, ICU, kalau masuk bergejala engga akan meninggal, jadi perlindugannya cukup tinggi karena itu,” jelas Pandu.

“Jadi banyak orang mispersepsi, disangkanya kalau sudah divaksin apalagi vaksinasi kedua dianggap udah kebal,” lanjutnya.

Melihat tingginya angka klaster perkantoran Covid-19, maka perlu edukasi protokol kesehatan yang lebih gencar kepada masyarakat. Pandu menilai salah satu langkahnya ialah dengan memberikan lembaran atau semacam buku panduan setelah menjalani proses vaksinasi.

Di dalamnya terdapat langkah yang boleh dan tidak boleh dilakukan oleh penerima vaksin. Dengan cara itu maka masyarakat bisa lebih peduli setelah menjalani vaksinasi.

“Saya melihat edukasinya engga berjalan. Harusnya setiap setelah divaksinasi ada satu lembar informasi tentang vaksin, tapi cuma dikasih satu kertas selembar bukti bahwa dia sudah divaksinasi, engga penting itu kan. (Harusnya) Info sekaligus dan info apa yang terkait vaksin,” sebut Pandu. (Hl/AP)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *