MahasiswaTaruna (ATKP) Makassar Tewas Ditangan Senior

Makassar,AP– Pelaku penganiayaan taruna Akademi Teknik Keselamatan Penerbangan (ATKP) Makassar, M Rusdi (21) diskorsing oleh pihak kampus. Sanksi drop out baru akan dijatuhkan setelah adanya keputusan yang sifatnya inkrah.

“Kita sudah bentuk tim investigasi. Kami juga sudah laksanakan rapat dewan kehormatan taruna dan memutuskan, MR ini diskorsing untuk memudahkan proses penyidikan oleh polisi,” kata Dirut ATKP Makassar, Agus Susanto saat ditemui di rumah duka di Mandai, Maros, Rabu (6/2/2019).

Baca juga: Keluarga Minta Kasus Penganiayaan Taruna ATKP Makassar Diusut Tuntas
Pihak kampus sejauh ini masih terus berkoordinasi dengan pihak kepolisian.

Semua alat bukti seperti rekaman CCTV juga sudah diamankan. Pihak kampus juga mengaku menanggung semua biaya mulai proses pemakaman korban.

“Kami berkoordinasi terus dengan pihak kepolisian untuk memudahkan proses penyelidikannya. Kita berharap ini bisa tuntas. Pihak kami yang akan tanggung semua proses pemakamannya,” lanjutnya.

Saat ini, upacara pelepasan jenazah Aldama Putra Pongkala (19), taruna yang tewas usai dianiaya oleh seniornya, masih dilaksanakan di rumah duka di Kompleks Lanud Hasanuddin, Jalan Leowatimena,

Kelurahan Hasanuddin, Mandai, Maros, Sulawesi Selatan. Ia akan dimakamkan di kompleks pemakaman TNI AU Padangalla, Maros.

Meski sudah berusaha untuk tegar, orang tua taruna Aldama Putra Pongkala (19) yang tewas dianiaya oleh seniornya mengaku belum bisa melupakan banyak kenangan dari sosok anaknya itu.

Apa lagi, sebelum meninggal, ayah korban, Pelda Daniel Pongkala yang merupakan prajurit TNI Angkatan Udara di Lanud Hasanuddin, sempat mengantar putranya itu sampai di depan kampus. Bahkan sebelum berpisah, Aldama sempat hormat dan memeluk ayahnya.

“Kenangan terakhir dengan anak saya itu, saat saya antar dia ke kampus. Dia dengan sikap tegap hormat patah-patah ke saya dan memeluk saya dengan erat. Saya sangat bangga sekali melihat putra saya saat itu. Mungkin itu pertanda, tapi tidak ada firasat sama sekali,” lanjutnya.

Putra semata wayang, pasangan Pelda Daniel Pongkala dan Mariyati itu, lahir di Makassar, 13 Mei 2000. Sebelum masuk ke ATKP jurusan Lalulintas Udara (LLU) pada Juli 2018, ia menamatkan Sekolahnya SMA Angkasa Lanud Hasanuddin.

Kepada salah seorang sahabatnya, Aldama pernah bercerita, jika di dalam kampusnya itu kerap terjadi kekerasan. Bahkan, kekerasan yang ia alami itu, setiap hari terjadi dan dilakukan oleh senior-seniornya. Apalagi, Aldama merupakan ketua angkatan.

“Dia bilang beruntung kalau dalam sehari dia tidak dipukuli. Apalagi dia kan ketua angkatan. Jadi kalau ada temannya yang salah, dia yang dipanggil untuk dikasi hukuman,” kata salah seorang sahabatnya, Arman.

Atas kasus ini, Polisi telah menetapkan seorang tersangka, Muh Rusdi (21) yang merupakan senior, satu tingkat di atas korban.

Ia dianiaya hanya karena tidak mengenakan helm saat masuk ke dalam areal kampus pada Minggu (3/2) lalu.(detik.com)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *