Masyarakat dan Perantau Sicincin Ramai-Ramai Tolak Jalan Tol

Andalaspos.com– Warga Nagari Sicincin, Kabupaten Padang Pariaman resah dan menolak pembangunan jalan tol yang akan memakai pemukiman warga dan lahan produktif.

Keresahan warga tersebut, juga dirasakan perantau yang ada di luar Sumbar.Dari keresahan warga ini, seluruh elemen masyarakat Nagari Sicincin melakukan pertemuan di kantor Walinagari Sicincin Kamis (14/3).

“Saat ini warga resah dengan adanya rencana atau wacana lahan milik warga dijadikan jalan tol. Sebab, lahan yang dijadikan ini diisi oleh 246 Kepala Keluarga (KK) dan lahan produktif warga,” kata Tokoh Perantau, Syamsu Djalal, kemarin.

Syamsu mengatakan, selain mengorbankan lahan produktif milik warga, wacana pembangunan jalan tol di Sicincin ini juga mengorbankan pemukiman dengan jumlah dua korong, yakni Korong Sicincin dan Korong Ladang Laweh.

“Warga sudah melihat pekerja sudah memacang lokasi pembangunan ini. Kami meminta kepada pemerintah setempat untuk segera klarifikasi terkait wacana ini. Jangan membuat resah warga,” ujar Syamsu.

Hal senada juga dikatakan, Ketua Ikatan Keluarga Sicincin di Rantau (Ikesda), H. Bukhari, pembangunan jalan tol ini harus ada klarifikasi dan koordinasi kepada masyarakat. Jangan sampai masyarakat dibodohi atau dibohongi terkait pembangunan jalan tol di Sicincin.

“Kita semua masyarakat nagari dan perantau sangat setuju dengan adanya pembangunan jalan tol di sini. Namun, yang jadi persoalan jangan sampai merugikan masyarakat,” katanya.

Dikatakannya, selain meminta pemerintah daerah untuk segera mengklarifikasi, pihaknya juga telah melakukan pertemuan dengan perwakilan dari kementerian PUPR.

“Sudah ada pertemuan, tinggal lagi realisasinya. Intinya, kami menolak adanya pembangunan jalan tol yang telah dipancang,” kata dia.

Sementara itu, Niniak Mamak Nagari Sicincin, Alwi Dt. Majo Garang, mengatakan, pembangunan jalan tol ini juga bisa mematikan mata penca harian warga sekitar. Sebab, lahan produktif seperti sawah yang akan dijadikan jalur tol ini, merupakan lumbung padi di Padang Pariaman.

“Sawah Luak ini merupakan lumbung padi di Padang Pariaman. Selain itu juga penyangga padi dan ketahanan pangan di Padang Pariaman,” kata Alwi.

Dikatakan, untuk pembangunan jalan tol yang telah dipancang pekerja ini, seluruh masyarakat Nagari Sicincin menolak. Namun, pihaknya bisa memberikan lahan tidur untuk bisa dijadikan jalan tol.

“Kami sangat setuju adanya pembangunan jalan tol ini. Tapi jangan merugikan masyarakat, seperti pemukiman warga dan lahan produktif,” katanya.

Dia juga mengatakan, di Minangkabau ini, kekerabatan sangat dijunjung tinggi. Namun, karena adanya pembangunan jalan tol yang akan mengorbankan masyarakat di dua korong ini, juga akan memecah kekerabatan di nagari ini.

“Silahkan saja, pemerintah membangun. Tapi jangan merugikan masyarakat. Kami tidak ingin terpisah dari keluarga dengan adanya jalan tol ini. Kalau pun pemerintah ingin keras membangun tol, kita akan serahkan lahan tidur yang tidak akan merugikan masyarakat,” tutupnya. (FS)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *