Pembuatan Turab Pengaman Tiang Jembatan Baru “Resahkan Masyarakat”

“DPRD Padang Harus Turun Kelapangan”

Setiap pembangunan proyek pemerintah yang bertujuan untuk kepentingan rakyat, tentu dengan sendirinya akan meningkatkan  kesejahteraan dan perekonomian masyarakat banyak. Namun apa jadinya jika ada sebuah proyek pemerintah yakni pembangunan turap jembatan baru, justru menjadi keresahan warga setempat. Hal itu terjadi, karena dianggap tidak sesuai perencanaan terkait pembangunan tersebut. Selain itu diprediksi akan berdampak membawa bencana dikemudian hari.

Padang, AP – Proyek pembangunan jembatan baru yang berlokasi di Kurao Pagang, Kecamatan Nanggalo, Kota Padang, dinilai tidak sesuai harapan masyarakat. Pasalnya, pembangunan itu di-anggap tidak dilakukan pengkajian matang atau perencanaan kegiatan tidak tepat. Karenanya warga sekitar menjadi resah dengan pembangunan tersebut. Sebagian warga menganggap kalau proyek itu tidak sesuai perencanaan.

Dikatakan warga, jika melihat dari kondisi sungai, keberadaan letak jembatan berdiri tepat pada koordinat belokan tajam batang air. Artinya, bila cuaca atau suhu hujan tinggi, maka arus air sungai akan sangat deras menerjang sisi pinggiran sebelah kiri tebing. Oleh karena itu mengakibatkan beberapa rumah warga yang berada diatas tebing sugai, perlahan-lahan tergerus air. Ungkapnya

Jika persoalan ini dibiarkan, tebing itu diprediksi bakal menjadi longsor dan berisiko beberapa rumah bisa terjun ke sungai. Warga meminta agar pemerintah segera memperhatikan dan meninjau lokasi, dan diharapkan anggota DPRD Kota Padang sebagai wakil rakyat turun kelapangan  melihat proyek jembatan baru tersebut. Karena warga setempat belakangan ini dihantui ketakutan yang berkepanjangan.

Sebelum adanya proyek jembatan baru tersebut, arus sungai selama ini selalu dalam kondisi stabil dan tidak pernah diresahkan oleh masyarakat. Namun, semenjak adanya proyek jembatan baru ini, warga justru dihantui banyak kekhawatiran. Pungkasnya sembari menunjuk turap jembatan.

Menurut Edi, warga lainnya, dikatakan Kontraktor pelaksana dalam mengerjakan proyek jembatan ini, tampaknya bekerja tidak sesuai kontrak karena pembuatan turap pengaman tiang jembatan, jaraknya terlihat cukup jauh. Disamping itu, pembagunan turap menjorok ketengah batang air, sehingga mengakibatkan terjadi penyempitan aliran air. Apabila hujan melanda, maka air sungai menjadi sangat deras sehingga hantaman air menerjang tebing bakal semakin kuat.

Diteruskannya, pembangunan turap pengaman tiang jembatan ini terletak di ABT 2. Ketika banjir melanda pada 18 Agustus 2016 lalu, telah berimbas terjadinya kerusakan pada batu beronjong yang dibangun pada tahun 2007 lalu. Mustinya kerusakan yang terjadi pada bronjong ini diperbaiki terlebih dahulu agar gerusan air dinding sungai tidak mengancam rumah masyarakat yang berada di pinggir sungai itu. Tuturnya.

Menurut pantauan Edi, fungsi turap untuk pengaman jembatan, yang seharusnya berada dekat dengan pangkal jembatan, ternyata dibuat sangat jauh dari ABT (Adbodment). Jadi, pembuatan turap di anggap tidak sesuai perencanaan, hal ini bisa membahayakan pemukiman masyarakat  yang tinggal disebelah kiri sungai tersebut.

Pengawas proyek dan pihak terkait lainnya saat dicoba dikonfirmasi oleh awak media ini di lokasi proyek, anehnya mereka justru menghindar. Sementara Thamrin, selaku Surveyor perusahaan kontraktor mengatakan “bahwa benar kalau proyek jembatan terjadi perubahan perencanaan awal (CCO), namun saya tidak dapat memberikan keterangan yang lebih detail”. ungkap Thamrin. (ZA.Hs/Akmal)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *