Tampaknya Bagi-bagi Uang Panas di Pabrik Es PPI “Makin Terkuak” (Eds 07)

Takut Permainan Curang Terungkap, Kepala Pabrik PPI Berdalih Mau Pulang Kampung.

Padang, AP – Pengunduran diri Kepala Teknis, Awet Tumeang dengan dalih mau pulang kampung ke Sumatera Utara, saat dikonfirmasi beberapa orang wartawan di ruangan Kadis Kelautan dan Perikanan Kota Padang beberapa minggu lalu. Tampaknya hanya akal-akalan Tumeang saja, supaya bobroknya sebagai Kepala Teknis yang selama ini dicurigai kuat menyelewengkan omset penjualan es balok di pabrik es PPI Padang Sarai tersebut tidak terus terkuak.

Pada edisi sebelumnya, kepada media ini, Awet Tumeang, sewaktu ia dikonfirmasi Kamis sore pada tanggal 08/09/16 lalu, dengan sengaja telah menawarkan fee atau jatah bulanan sebesar Rp 500ribu setiap per-tanggal 10, yang Dia keluarkan dari penjualan es batu (balok) pabrik es PPI. Selain itu, Tumeang juga mengakui kalau ia juga mengeluarkan fee kepada LPM Padang Sarai setiap bulannya.

Adapun pada pertemuan Tumeang dengan 3 orang wartawan di ruangan Kadis, Zalbadri, dengan memberikan keterangan terbalik bahwa ia (Tumeang) tidak pernah merasa menawarkan fee/jatah bulanan kepada media ini. Merupakan sebuah permainan gaya lama alias kuno.

tumeang-kepala-pabrik-es-ppi
Awet Tumeang, Kepala Teknis Pabrik Es PPI Padang Sarai

Menurut warga setempat, praktek bagi-bagi jatah di pabrik es ini memang sudah terendus cukup lama. Jadi, pengakuan terbalik Tumeang merupakan sebuah politik kotor yang sengaja dimainkannya. Namun jika Tumeang menganggap dirinya benar atau tidak pernah merasa menawarkan fee kepada media ini ataupun bagi-bagi jatah kepada oknum-oknum tertentu.

“Saya meminta agar dia bersedia memberikan keterangan dengan cara sumpah pocong!. Jika tantangan sumpah pocong tersebut berani dia lakukan, maka saya sedikit bisa mempercayai keterangan terbalik darinya tersebut. Tantang warga yang ikut di-amini oleh salah seorang buruh.

Anas Leo, Wakil Ketua Lembaga Tinggi Komando Pengendalian Stabilitas Ketahanan Nasional (KPSKN-RI) Prov. Sumbar, mengatakan, Kepala Teknis semacam ini sudah seharusnya dipecat. Karena indikasi permainan curang yang dilakoninya sudah menjadi heboh masyarakat.

Selain itu, praktek penggelapan omset penjualan es tampaknya bisa dilakukan dengan mudah, disebabkan kurang adanya kontrol pengawasan berarti di pabrik es PPI dibawah kelola Dinas Kelautan dan Perikanan Kota Padang ini.

“Sudah saatnya Walikota Padang turun tangan, sekaligus menjelaskan kepada publik terkait status pabrik es ini, serta seperti apa struktur dan manajemen kepengurusannya, agar masyarakat Kota Padang bisa mengontrol dan mengawasi operasional ataupun keberadaan pabrik tersebut. Jika hal itu tidak segera dilakukan, maka peluang para oknum untuk saling berbagi jatah omset penjualan es batu di pabrik ini bakal terus berlangsung” terangnya.

“Kami dari KPSKN-RI bakal terus memantau permainan curang di Pabrik es ini” tegas Anas Leo.

Salah seorang tokoh muda Padang Sarai kepada media ini mengatakan, bahwa isu terkait pemberian jatah bulanan kepada beberapa orang oknum di Padang Sarai yang mereka terima dari Kepala Teknis pabrik es, Awet Tumeang, memang sudah lama ia dengar. Salah satunya adalah LPM Padang Sarai, dimana jatah itu rutin diterima setiap bulannya.

“Saya akan menelusuri jatah bulanan LPM tersebut, apakah uang itu digunakannya untuk kepentingan pribadi atau untuk organisasi” ungkapnya.

“Saya juga tidak habis pikir, kenapa ada jatah bulanan oknum-oknum tertentu di pabrik tersebut, hal ini tidak boleh dibiarkan. Lucunya, jatah bulanan oknum-oknum itu sanggup dikondisikan oleh Awet Tumeang, sementara THR pekerja (buruh) tidak dibayarkan. Ini jelas merupakan perbuatan yang tidak bermoral” tutup Tokoh Muda Padang Sarai ini.

Dikatakan seorang buruh, sebenarnya pekerjaan sebagai buruh kasar apalagi buruh bongkar muat di pabrik es ini cukup berat, belum lagi resiko kecelakaan kerja sering terjadi. Namun karena tidak ada pekerjaan lain, ia terpaksa memanggulnya demi menghidupi keluarga, dengan hanya mengaharapkan upah bongkar muat saja tanpa mendapatkan honor bulanan sama sekali (karyawan bongkar muat), ungkapnya berhiba hati.

Terpisah, seorang warga setempat, Sabtu (15/10) mengatakan, pada Kamis dan Jumat kemaren, Wawako Padang (Kamis) melakukan kunjungan ke pabrik es ini, sedangkan Jumat kemaren rombongan Plat Merah juga melakukan sidak.

“Kami sebagai warga berharap agar di Pabrik Es ini tidak lagi ada praktek bagi-bagi jatah kepada oknum-oknum tertentu, dan kami juga berharap agar pemerintah Kota Padang dapat menjelaskan struktur ataupun status pabrik ini secara transparan kepada masyarakat” tuturnya.

“Mudah-mudahan saja kunjungan para pejabat tersebut untuk yang ke-sekian kalinya dapat membuahkan manajemen pabrik es PPI menjadi bagus, jujur dan tersistem dengan baik” harap warga lainnya. (TIM).

Bersediakah Awet Tumeang menerima tantangan warga dengan memberikan pengakuan terbalik seputar bagi-bagi jatah dan tawaran fee kepada media ini dengan di “sumpah pocong?” Tunggu edisi selanjutnya.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *