Walikota Padang Diundang Haji Karena Aktif Syiarkan Islam

MINA,AP – Sebanyak 60 orang terpilih di Indonesia mendapat undangan haji khusus dari Pemerintah Arab Saudi. Undangan haji khusus ini diberikan bukan tanpa alasan. Tak lain karena perhatian serta aktif dalam menyiarkan Islam di daerah masing-masing.

Hal ini diungkapkan salah seorang staf lokal Kedutaan Saudi Arabia, Farouk. Menurutnya, Pemerintah Arab Saudi memang mempunyai program khusus dengan memberikan undangan kepada warga Indonesia dari berbagai kalangan, termasuk orang tak terkenal.

”Pihak Kedutaan Saudi Arabia berwenang untuk menentukan sendiri orang-orang yang diundang secara khusus, terutama mereka yang dianggap ikut menyiarkan Islam di daerah mereka dan dengan cara mereka masing-masing,” katanya.

Selain Mahyeldi, beberapa sosok terkenal lainnya yang juga mendapat undangan khusus dari Kerajaan Saudi untuk menunaikan haji tahun ini. Seperti, Teuku Wisnu dan Caesar Aditya. Keduanya merupakan public figur yang kini aktif menuntut ilmu agama.

Selain itu ada juga beberapa peserta muda yang kemarin menjuarai Lomba Hafalan Al-Quran tingkat Asia Pasifik dan juga Lomba Hafalan 500 Hadits Shahih. dan Ustadz Fadlan Garamatan, dai terkenal asal Papua. Ustadz Fadlan dikenal sebagai dai yang sudah lama terjun ke berbagai pelosok Papua. Ribuan orang juga berhasil masuk islam melalui dakwah yang beliau sampaikan.

Sementara itu, di Makkah, Walikota Padang H. Mahyeldi Dt Marajo terlihat aktif memberikan tausyiah keagamaan. Setiap selesai menunaikan ibadah shalat fardu selama di Mabit di Mina, alumni Fakultas Pertanian Universitas Andalas (Unand) ini, berbagi ilmu di hadapan ratusan jamaah haji.

Mahyeldi tidak canggung dan terlihat low profile bersama jamaah haji yang diundang oleh Kerajaan Arab Saudi. Wako iini berada di Maktab 50 Mina.

Selama di Maktab 50, Mahyeldi membaur dan terlihat dengan para aktivis. Ya, di Maktab 50 ini, rata-rata dihuni oleh aktivis Islam, mulai dari Ketua Center Muallaf Yogya, Ketua Rumah Zakat Indonesia, serrat sejumlah Rektor Universitas di Indonesia.

Dalam kesempatan itu, Mahyeldi yang sejak muda sudah aktif mendalami Islam, dan ketika mahasiswa aktif menjadi aktifis dakwah dan mubaligh, mengungkapkan jika pembinaan muallaf belum maksimal di Indonesia, termasuk Kota Padang. Oleh karena itu, perhatian Pemerintah Arab Saudi terhadap aktivis muallaf ini harus diimplementasikan di Indonesia dan juga Kota Padang.

“Ya, kita berharap pembinaan muallaf juga bisa dilakukan di Kota Padang,” kata Mahyeldi yang juga pernah menjadi Ketua Ikatan Cendekiawan Muslim Indonesia (ICMI) Kota Padang ini.(Charlie / Mursalim)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *